11-12 Oktober 2014 Menjadi Sejarah Pergerakan PFOI
Sejarah PFOI
- By: Abdurrasyid
- September 15, 2017
- 0
- 140
- 267
Beberapa bulan yang lalu PFOI selalu menginfokan kegiatan seminar, workshop, dan musyawarah nasional PFOI. Kegiatan itu berlangsung pada tanggal 11-12 Oktober 2014 di Universitas Esa unggul. Kegiatan ini ditujukan untuk menambah wawasan fisioterapi olahraga, menambah wawasan metode rekontruksi ACL dan Artroskopi meniscus (workshop live rekontruksi ACL) dan membangun hubungan kerjasama antara fisioterapis dengan fisioterapis dan fisioterapis dengan dokter olahraga dan ortopedi.
Pada acara awal dilakukannya sambutan dari beberapa undangan, mulai dari ketua panitia (Abdurrasyid, SSt. FT, M. Fis), Dekan Fakultas Fisioterapis Universitas Esa Unggul (Sugijanto, Dipl. PT, M. Fis), Perwakilan Ikatan Fisioterapi Indonesia (IFI) (Pramono-Sekretaris Umum IFI), dan Ketua PFOI periode 2010-2014 (Syahmirza Indra Lesmana, S. FT, SKM, M.OR).
Sekum IFI menyampaikan amanat dari ketua IFI bahwa “IFI berharapkan PFOI untuk selalu bersinergi dan berinovasi semoga kedepannya fisioterapi olahraga memiliki standar kompetensi agar tercapainya direct access yang dapat memudahkan pelayanan langsung di tangan seorang fisioterapis profesional”. Selain itu beliau memotivasi PFOI sebagai berikut
“Kita harus selalu bergerak seperti layaknya air. Dimana dia tetap terus mengalir ke tempat yang rendah arti lain membersihkan. Ketika air tergenang itu tandanya ada kotoran sehingga tidak bisa mengalir. Jadi, kita harus selalu memajukan keahlian atau profesi kita masing-masing untuk terus maju. Jangan hanya diam di tempat ibarat air yang tergenang”.
Kalimat tersebut membuat kami tergerak dan ingin terus berkembang hingga waktu yang tidak ditentukan lamanya, agar kami dapat memberikan kontribusi terbaik untuk Fisioterapi Indonesia dan negara Republik Indonesia.
Setelah beberapa sambutan, diikuti dengan seminar/pemaparan materi oleh DR. dr. Junaidi, Sp. KO dengan tema Peran Fisioterapi Pada Olahraga Prestasi. Dalam pemaparannya, beliau menjelaskan bahwa fisioterapi berperan pada tiga fase prestasi, yaitu fase pra-kompetisi, fase kompetisi, dan fase paska-kompetisi. Selain itu,di Indonesia juga ada perhimpunan tim medis dalam bidang kesehatan olahraga terhimpunan dalam PPKORI. Anggota PPKORI bukan hanya dari kalangan tenaga medis saja tetapi juga dari kalangan non medis, seperti sarjana olahraga, psikolog, ahli kesehatan lingkungan dan lain sebagainya.
Paparan kedua disampaikan oleh bapak Syahmirza Indra Lesmana, S.FT, SKM, M.OR dengan materi Konsep Fisioterapi Olahraga.kesimpulan dari paparan ini bahwa “Olahraga Prestasi adalah aktivitas olahraga yang dipertandingkan untuk meraih prestasi dan Olahraga adalah aktivitas fisik teratur, terarah, baik dan benar memiliki tujuan tertentu seperti, prestasi kesehatan, rekreasi, pendidikan. Setiap latihan Bersifat overload, dan merangsang adaptasi tubuh manusia karena adanya perubahan fisiologi oleh olahraga”.
Paparan ketiga disampaikan oleh bapak Bambang TW, MOR, pada paparan beliau ini antusias peserta seminar sangatlah tinggi dimana materi yang dibawakan sangat menarik dan aplikasinya dalam lapangan sangat jarang sekali. Materi yang dibawakan oleh beliau ini bertemakan Fisioterapi pada Olahraga Difabel (penderita cacat). Dalam pemaparannya banyak menjelaskan beberapa olahraga yang dipertandingkan pada difabel seperti basket pada pederita cerebral palsy, panahan, voli, dll.
Tidak kalah ramai antusiasnya dengan kedua fisioterapis senior di atas, dalam PFOI 2014 ini juga mengajak fisioterapis muda untuk ikut andil dalam seminar, seperti Sigit Pramudya, Amd. Ft (fisioterapis PERSIB Bandung) dengan materi On Field Assessment, Abdurrasyid, SSt. Ft, M. Fis (Kepala Fisioterapis ARA Physiotherapy Clinic) dengan materi Terapi latihan pada rehabilitasi dan pencegahan cedera olahraga, dan Devi Tristina, Amd. FT (Fisioterapis STOTT Pilates) dengan materi Pilates On the Green.
Semangat peserta seminar terus menggebu-gebu dengan dilanjutkannya workshop pada hari kedua (12/10) dengan tema workshop rekontruksi ACL dan meniscus. Rekontruksi ACL ini dilakukan secara live, dimana peserta diberikan penjelasan langsung oleh ahli ortopedi (dr. Sapto Adji, Sp. OT (RS. Premier Bintaro)) proses-proses rekontruksi mulai dari pengeboran dan penggunaan alat artroskopi. Hal tersebut membangkitkan animo peserta untuk terus bertanya dan mendiskusikan kepada dr. Sapto Adji, Sp. OT terhadap program-program fisioterapi yang akan dilakukan setelah proses artroskopi.
Tidak sampai disitu, animo peserta kian memuncak ketika bapak Syahmirza Indra Lesmana memaparkan materi Pemeriksaan Fungsional Pada Rekontruksi ACL. Dalam pemaparannya, beliau mempraktikan langsung beberapa fase yang harus dilalui atlit paska rekontruksi ACL hingga akhir dari program fisioterapi selesai yaitu return to sport.
Kegiatan ini memberikan manfaat bagi kita semua dan memberikan gambaran bahwa fisioterapi olahraga harus berperan aktif tidak hanya pada penanganan cedera melainkan sampai pencegahan cedera olahraga.
Kami memberikan selamat kepada Bapak Syahmirza Indra Lesmana atas terpilih lagi sebagai ketua PFOI periode 2014-2018 dan selamat kepada Bapak Bambang TW yang akan mewakili dan membantu kinerja ketua PFOI selama empat tahun kedepan.(abdurrasyid)