Olahraga dan cidera adalah hal yang sangat berdekatan, kita semua sudah memahami bahwa gerakan pada olahraga adalah gerakan gerakan yang melebihi beban tubuh atau overload, Dengan gerakan yang overloada maka kejadian trauma seperti salah jatuh, salah posisi dan gerak otot yang berlebih sangat sering terjadi, maka terjadilah cidera. Cidera itu dapat terjadi pada seluruh jaringan pada tubuh seperti pada otot, ligament, bursa, tendon, tulang rawan bahkan juga pada tulang.
Setiap cidera yang terjadi karena trauma akan dimulai dengan adanya proses perdarahan yang kemudian dikuti dengan proses peradangan. Pada kedua proses ini sangat dilarang untuk memberikan terapi panas dan pemijatan pada area yang cidera. Jika terjadi peradangan akan muncul anda tanda seperti panas, merah, bengkak, nyeri dan hilangnya fungsi pada bagian yang mengalami cidera. Tanda tanda ini akan bertahan selama 2 kali 24 jam, namun akan semakin lama jika dalam proses 2 hari tersebut dilakukan tindakan tindakan yang mengembalikan kondisi cidera ke keadaan awal. Tindakan tindakan itu dapat berupa, pemberiankompres panas, pijat, kompres dengan alcohol, dan latihan yang terlalu cepat. Pada tindakan tindakan tersebut akan menjadikan proses peradangan akan bertambah lama dan kerusakan jaringan juga akan bertambah luas
Untuk itu ketika terjadi proses perdarahan dan peradangan pada bagian yang mengalami cidera maka yang harus dilakukan adalah bagaimana agar daerah yang mengalami cidera dipersempit sekecil mungkin dan diperpendek sesingkat mungkin waktu peradangannya. Lalu apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah masalah tersebut. Yang lazim kita lakukan adalah dengan memberikan RICE yaitu mengistirahtkan bagian yang cidera, memberikan kompres es, membalutnya dengan memberikan tekanan (kompersi) dan meninggikan bagian yang mengalami cidera. Tindakan tindakan tersbeut akan mempercepat proses hilangnya radang dan mempersempit area kerusakan jaringannya,
Selain tindakan RICE diatas ternyata kinesiotaping juga dapat diberikan pada proses perdahaahn dan peradangan jaringan yang mengalami cidera. Dengan efek yang dihasilkan oleh kinesiotaping maka proses peradangan dapat dipercepat dan area kerusakan jaringan dapat juga dipersempit.
Lalu bagaimana mekanisme kerja dari kinesiotaping dalam mempercepat proses peradangan dan mempersempit area kerusakan. Efek yang pertama adalah adanya peningkatan aliran drainage cairan limpatik yang jika mengalami penumpukan pada proses peradangan akan menyebabkan bengkak, Dan bengkak tersebut merupakan gambaran kerusakan jaringan. Aplikasi pemasangan dengan model anyaman tikar akan menghasilkan efek pompa pada jaringan yang dipasang kinesiotaping sehingga akan dapat memperlancar penyerapan cairan yang menumpuk pada jaringan. Efek itu akan mempercepta hilangnya bengkak dan juga akan mempercepta pembuangan sisa sisa metabolisme yang menyebabkan rasa nyeri. Dengan efek yang dihasilkan maka proses peradangan akan dipercepat dan kerusakan jaringan dapat dieliminasikan
Efek kedua adalah pada saat terjadinya proses peradangan maka bagian yang mengalami cidera terutama pada otot akan mengalami pemanjangan yang berlebihan (overstretch). Kinesiotaping dengan efek stretch dan recoilnya akan mengembalikan jaringan dalam posisi normalnya dan mempertahankan jaringan teresebut dalam posisi seperti noemlanya. Keadaan ini akan menyebakan tidak munculnya proses pengulangan cidera dan gerakan dapat dilakukan dengan aman. Posisi jaringan dalam keadaan normal akan mengakibatkan proses metabolisme akan berjalan lancer sehingga jaringan akan mengalami proses penyembuhan yang lebih cepat. Pada otot aplikasi yang dilakukan adalah dengan memasang kinesiotaping dari arah insertion (ujung otot) kea rah origo (pangkal otot) dengan tarikan pada kinesiotaping sekitar 15 – 35 % .
Tulisan pernah dimuat di Harian Bola